HANYA KARENA INGIN MENGHILANGKAN SEBUAH RASA
HANYA KARENA INGIN MENGHILANGKAN SEBUAH RASA
Oleh: Mata Langit
Aku masih berdiri diantara luka yang kau beri
Mencoba tetap tersenyum diantara pilu Mencoba tetap kuat meski sudah tak mampu
Lalu kau kembali dengan memberi sayatan baru, hingga trauma itu enggan menepi dari hidupku
Aku sudah mencoba melupakan masa lalu Mencoba kembali melangkah tanpa mengingat perih luka itu
Ikhlas....? tidak ada yang benar benar bisa ikhlas menerima suatu keadaan yang tak sesuai keinginan
Namun aku menata hati untuk mau menerima semua itu
Lantas dengan seenak hatimu menghancurkan kembali hati yang mulai aku rapikan, aku bersihkan dari sisa serpihanmu
Tak mudah bangkit dari jatuh yang terlalu dalam
Tak mudah berproses untuk pulih
Kau tak pernah tau itu
Aku pernah merelakan hatiku remuk hanya agar hubungan ini tetap baik baik saja
Aku pernah membiarkanmu menyakitiku dan selalu aku beri maaf
Tanpa terlintas untuk kembali menyakiti
Dan aku pernah begitu menyayangi dengan sepenuhnya meski akhirnya aku dipaksa menjauh
Dulu aku berfikir dirinya adalah yang terbaik yang Tuhan kirimkan padaku
Aku kira suatu saat dia akan menghargai semua perjuanganku
Ternyata aku salah, memilikinya memang bukan menjadi takdirku
Menemani hidupnya memang bukan menjadi tugasku, dia hanya dihadirkan Tuhan untuk aku belajar arti melepaskan
Serupa patahan ranting yang terabaikan terbuang dan terinjak kaki kaki yang tak pernah punya rasa bersalah
Aku tak berharap belas kasian
Aku tak berharap uluran tangan, yang aku harapkan hargai keberadaan
Bukan mengabaikan
Patahan ranting ini suatu saat akan melukai kaki yang menginjaknya
Seperti tentang kisah hidupku yang tak selalu putih, adakalanya bertitik dua, tanda tanya hingga tanda seru tiga kali
Jika kau melihatnya, jangan kau rangkum dengan tinta merah, cukup aku jelaskan dengan garis tinta hitam
Yang artinya, cukup kau baca, dan rasakan kegelisahan antara raga dan hatiku yang tak sejalan
Karena tak semua orang itu berwarna, adakalanya mereka tak berupa apa apa
Dan aku tak bisa menuntut hati agar selalu terlihat baik dimatanya
Disini akan banyak tanda silang yang kau berikan, namun aku tak butuh itu
Aku hanya butuh sedikit spasi agar terhindar dari sakit hati
"Berubah..."
Itu kata pertama yang kau ucapkan padaku
Kau bilang, bukan seperti aku yang dulu
Bukankah kau sendiri yang membunuh diriku saat itu..?
Lantas, mengapa kau berkata aku telah berubah...?
Ya.... Ini diriku versi menantang
Diri yang jauh dari kata dulu
Yang lemah lembut, pendiam, penyayang, sabar dan penuh dengan rasa peduli
Tapi itu dulu
Bukankah kau yang menikamku dengan kata-kata kasar mu saat itu..?
Suaramu pun masih terdengar jelas menancap di telingaku
Apalagi untuk bekas luka yang tertinggal
Masih jauh dari kata sembuh
Sekarang, disaat kumulai menyembuhkan luka itu
Disaat kumulai bangkit dari keterlukaan itu
Kau kembali dengan penyesalan
Kau kembali dengan kata maaf
Kau tak pernah tau, aku menangis sepanjang malam mengingat peristiwa itu
Kau tak pernah tau, aku pernah menahan sesak karena luka yang kau tinggalkan padaku
Kau tak pernah tau itu....
Kini, biarkan aku bangkit dan mengobati lukaku sendiri
"Atau belum cukup atas luka lalu yang kau berikan padaku
Dan mungkin sampai kapanpun aku tak akan bisa melupakan itu"
Bencilah aku, jika itu membuat mu puas
Hinalah aku, jika itu akan membuatmu bahagia
Namun satu hal yang harus kamu ingat sampai kapan pun, sekali lagi aku mendengar hinaan dari mulutmu
Maaf, kau akan melihat aku dalam versi pendosa yang tak punya hati
Jangan salahkan kebodohan ku kelak, karena hidup itu sebenarnya hanya tentang penerimaan
Jika kita sedang marah, kesal, sakit atau menyesal, tidak akan merubah apapun itu Karena itu semua sudah jadi ketetapan Allah
Dan sejauh apapun kamu mencari penyembuhan, kembali lagi penawarnya adalah diri sendiri
Tidak ada manusia yang kuat didunia ini, semua punya titik lemah dalam hidupnya Semua punya titik terberat dalam perjalananya
Mungkin hanya butuh waktu menyendiri Agar dapat berdialog dengan diri sendiri dan penciptanya
Bahwa ternyata disaat kesakitan sebenarnya ada berkah yang datang beriringan
Jika kita bersedih orang tak akan tau
Jjika kita merasa putus asa orang lain juga tak akan peduli
Karena hidup akan terus berjalan meskipun kita siap atau tidak
Jadi pasrahkan saja pada Allah dan mulai belajar ikhlas menerima dan berdamai dengan semua hal, termasuk diri kita sendiri
Kediri, 13 Februari 2023
Komentar
Posting Komentar