RINDU DIANTARA KEREMANGAN PIJAR LILIN YANG HAMPIR PADAM
RINDU DIANTARA KEREMANGAN PIJAR LILIN YANG HAMPIR PADAM
Oleh : Mata Langit
Luruh dipagi nan teduh
Diantara keremangan pijar lilin yang hampir padam
Gigil badan berselimut kehampaan, ditengah kabut keresahan,
Tatap nanar akan liku kehidupan
Tak menghempaskan asa yang ada
Dipundak ku topang segala beban
Dikaki menjadi tumpuan
Merajut lembar demi lembar bab yang belum terselesaikan
Dibalik skenario takdir yang sudah ditentukan
Tuhan selalu memberi kejutan
Dari jutaan derai air mata
Percaya dibalik asa yang mendera, ada bahagia diujung sana
Kemari...!
Pinjami aku nafasmu, aku butuh dirimu dari sekedar sesak yang memenuhi dadaku
Kau ciptakan debu-debu rindu didalam hatiku
Dan begitu mudah mengambil alih kediamanku
Kau suara paling bising dan riuh yang telah mencuri perhatianku
Kau mematahkan raut resah diwajahku
Rindu terhela dari nafas yang kulepas
Adakah hujan yang berderai mampu melerai badai dalam diri yang ditumbuhi rerimbun rindu yang bersemi...?
Kau memasung rindu dijantungku
Seakan ingin aku menantang rindu yang bertandang
Namun berkali-kali aku terpukul rindu dan runtuh menanggung rindu yang riuh
Dengan kedamaian yang terselip di kala matahari berganti bulan
Meredam kelam dari lembah berwajah keresahan
Rundung murung karena rindu yang membungkam sunyi
Lalu, dimanakah gebu rindu itu menemukan labuh peluk...?
Kita hanya mampu menghalang rindu yang bergaduh atas temu
Ada degup tak beraturan membuat nyeri perasaan
Ada debar yang tak seirama membuat detakan yang tak senada
Rindu hadir disetiap aliran nadi yang mengaliri tubuhmu
Terhela disetiap nafas yang kau hembuskan dalam hidupmu
"Cinta memberi hidup dan kehidupan atas rasa yang menyempurnakan nalar yang ada,
Seperti hal nya aku dan kamu"
Kau yang menukar sunyi dengan simfoni
Memberi hidup nalar yang sudah mati
Mencipta seribu rindu yang menghujam Kuyup seumpama basah hujan kandas ditandus yang haus
Dari hujan itu, tumbuh rerimbun rindu seumpama belantara tak terjamah,
Senjakala menyapa melerai rindu yang tak reda-reda
Tubuhku tak bergerak
Hanya diam membisu tanpa kata
Adakah lebih menyiksa rindu yang tanpa temu
Atau rindu yang hanya terpendam dalam angan..?
Kau simfoni rindu yang tak berkesudahan
Berdesak-desakan dalam hati dan pikiran, sudikah kiranya rindu aku abaikan...?
Aku sedang berteduh dibawah kenang yang runtuh
Dikeras laju air yang jatuh, ada rindu yang ikut tergerus
Terbawa kepusaran air ditengah telaga hati yang riuh
Tersebab ingin menghapus jejak kenang yang telah usang
Tersapu deras hujan yang menghujam
Tatkala rindu enggan reda malah semakin mengguyur perasaan
Dan masih saja kamu yang mampu menadah derasnya rindu
Yang kau ciptakan sejauh ini
Hujan masih saja deras
Jatuh membasahi segala kenang yang tertinggal
Meski tak dipungkiri, hati telah tenang dari segala beban pikiran
Mungkin ini lebih baik, dan mungkin juga ini jawaban dari segala doa-doa ketika aku meminta kesembuhan dari luka
Dan Tuhan menjawab doa-doa yang aku minta, dengan menjauhkan dari sumber luka
Dan aku percaya Tuhan lebih tau cara membuat aku bahagia
Menapaki jalan seorang diri tak akan membuatku takut melangkah pergi Pundakku telah dilatih menjadi kuat menopang beban, kaki ku terlatih berjalan dijalan yang terjal dan berbatu
Jika pun aku terjatuh, aku sudah terbiasa dengan luka dan rasa sakit
Hingga tidak akan ada kata menyerah untuk mengakhiri kisah
Tidak begitu buruk, meski dipandang sebelah mata
Karena aku tak butuh orang-orang munafik Yang hanya datang dikala butuh, namun saat aku terjatuh semua seolah tutup mata Bahkan berbicara buruk yang membuat hati menangis
Terima kasih untuk setiap proses kehidupan
Mencintai, sakit hati, merelakan dan mengikhlaskan
Sungguh perjuangan yang tidak mudah Kututup bab lama, dan kini kubuka lembar baru dibuku yang baru
Terima kasih Tuhan atas proses pendewasaan
Aku tau Engkau memberi apa yang aku butuhkan, bukan yang aku inginkan
Dalam sebuah hubungan, semua orang pasti punya harapan akan tetap bersama hingga akhir hayatnya
Namun didalam perjalanan menuju bahagia itu, akan banyak ditemui berbagai rintangan
Jangan sama kan jalanmu dengan jalanku Karena setiap orang punya jalan cerita masing-masing
Berjuang mati-matian tidak menjamin untuk ditinggalkan atau meninggalkan
Lika liku yang harus di jalani, itulah takdir
Saat pudarnya kesetiaan bersanding dengan rasa bosan
Saat itulah seseorang diuji dengan perasaan
Pada akhirnya sebagian orang ada memilih untuk bertahan
Dan sebagian yang lain memilih untuk meninggalkan
Bukan perihal semudah itu pergi meninggalkan, sebelumnya sudah berusaha mempertahankan
Namun jika hati dan tujuan sudah tak sejalan
Bertahan pun akan semakin menyakitkan Namun ada juga yang setia bertahan, meski luka setiap hari diterima, entah hati mereka terbuat dari apa, hingga mampu bertahan dalam kepedihan
Semoga bahagia menjadi milikku dan milikmu
Kediri, 24 Maret 2023
Komentar
Posting Komentar