MEMAKSA KEHENDAK YANG TERNYATA BUKAN TAKDIRKU

MEMAKSA KEHENDAK YANG TERNYATA BUKAN TAKDIRKU

Oleh : Mata Langit


Terima kasih untuk segala lukanya

Karenamu, aku jadi benar-benar belajar dan paham 

Bahwa janji itu hanyalah sebatas kalimat penenang

Selebihnya adalah omong kosong yang dibuat-buat


Lihatlah....

Dirimu sendiri yang telah membuktikan dari sebuah janji itu

Seseorang yang dulunya berjanji akan bertahan apapun keadaannya, pada akhirnya...pergi juga

Yang berjanji akan melindungi jika ada yang menyakitiku, nyatanya kau lah orang yang tega menyakitiku


Hari-hari yang ku lewati tak bisa melupa tentang apa yang pernah kau taburkan

Padahal aku selalu membuat permohonan pada Tuhan

Berharap tak ada satu puing saja tentangmu yang tertinggal diujung kewarasanku


Dalam kesakitan dan derasnya air mata, jiwaku pernah menuntut sebuah keadilan pada Tuhan atas luka-luka yang aku terima

Merapal dan mengutuk dirimu atas sesak yang kurasa

Namun aku sadar, semua hanya hal percuma dan sia-sia aku lakukan

Aku melihat kau lebih bahagia tanpa aku, sedang aku mati-matian menjaga luka itu agar tak semakin parah


Apa kabar kita?

Masihkah rindu menjadi jembatan kata-kata...?

Atau kita sudah terlalu asyik bercengkrama dengan kesunyian?

Aku rasa demikian, seperti sudah biasa menghamba pada sepi, dekatpun serasa asing


Coba rasakan degup jantungmu

Masihkah ada satu huruf saja  namaku disitu?

Jika iya, rindu itu terus masih ada

Sudahi, karena kisah kita telah runtuh bersama dengan perasaan yang memudar


Aku tetap merayakan perpisahan ini pada titik paling sederhana

Tak peduli seberapa rapuhnya aku menyambut hari-hari mati rasa

Sebab melihat bahagiamu aku merasa cukup mengerti

Bahwa cintaku lagi-lagi gagal bertaruh


Percayalah...

Aku pernah memaksa Tuhan untuk menjadikanmu milikku selamanya

Sampai aku sadar bahwa, aku terlalu egois perihal rasa

Aku terlalu memaksa kehendak yang ternyata bukan takdirku


Namun satu hal yang harus kamu tau; aku tak pernah berpura-pura mencintaimu


Ini tentangku

Perempuan rapuh yang berusaha tangguh

Mengahadapi segala getir kehidupan sendirian

Menikmati setiap proses tanpa harus protes


Berat rasanya berjalan sendirian tanpa pegangan

Seperti kehilangan separuh diri yang dulu terlanjur aku letakkan pada kisah masa silam

Dan aku benci selalu harus mengatakan bahwa "aku baik-baik saja"

Aku benci harus berpura-pura bahagia


Pada kenyataanya tak ada yang benar-benar peduli lelahku

Tak ada yang benar-benar mengerti aku

Hanya diri sendiri yang mampu dan bisa menerima apapun itu semesta hadirkan

Hanya berpasrah pada Tuhan agar tetap kuat, sabar dan ikhlas atas semua


Kadang aku berlari tak tau arah

Ingin kembali, namun sudah sejauh ini

Ingin berhenti, namun beban tanggung jawab masih berat


Terkadang aku takut menghadapi dunia yang begitu kejam

Aku takut pada mata-mata yang tajam memandang

Seakan aku terdakwa dari jahatnya kehidupan


Kediri, 26 Agustus 2024

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AKU INGIN SEMBUH DAN KEMBALI TUMBUH

PERIHAL PATAH HATI TERSELUBUNG SALAH PAHAM

HANYA KARENA INGIN MENGHILANGKAN SEBUAH RASA